Gerimis masih saja membayangi usai pertemuan dan sepanjang perjalanan pulang dari kampus FT Unhas (Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin) Gowa. Kak Isradi Zainal mengajak kami singgah makan siang di sebuah rumah makan. Senior satu ini, seperti juga beberapa senior lain, setia pulang setiap event HBH (Halal Bihalal) IKATEK (Ikatan Alumni Teknik) Unhas.
Baca tulisan sebelumnya: HBH 2019: Antara Kenangan Maskulin dan Asa di Kampus Baru (1)
Seru juga, kami bertukar cerita mengenai masa lalu dan masa kini. Tentang pondokan (sebutan untuk kos-kosan) dulu, tentang cerita lama lainnya, tentang politik, dan tentang dunia kampus. Eh, kalau saya lebih banyak dalam posisi sebagai pendengar sebenarnya, sesekali nimbrung saja.
Menampik Gerimis di Malam Puncak HBH 2019
Dan dengan penasarannya abang senior ini bertanya seputar saya dan pak suami. Beliau ini seangkatan dengan suami saya (1988) tetapi baru ngeh jika kami pasangan suami-istri soalnya pada HBH tahun-tahun lalu, biasanya Kak Isradi melihat suami saya sendirian karena saya sedang bersama teman-teman seangkatan (1992).
“Kalau mau ke Akkarena bilang-bilang, nah. Hubungi saya, siapa tahu nanti bisa sama-sama pulang,” ucap Kak Isradi saat mengantar kami pulang.
Kami mengiyakan. Namun dasar kami merupakan pasangan yang penuh pertimbangan, seperti sebelum berangkat di pagi hari, kami masih mempertimbangkan untuk pergi pada malam harinya. Maklum saja, gerimis masih saja membasahi tanah. Langit pun masih mengelabu. Sementara tempat pelaksanaan acara di pantai yang nota bene merupakan tempat terbuka.
Baca tulisan sebelumnya: HBH 2019: Berkarib dengan Almamater(2)
Cuaca terlihat bersahabat usai maghrib. Walaupun sudah melewatkan beberapa agenda, seperti lomba-lomba permainan rakyat tradisional yang berlangsung sejak siang hari dan permulaan acara malam puncak HBH, kami tetap menuju ke Pantai Akkarena usai shalat isya.
Di gerbang masuk, dua orang panitia beserta satpam berjaga-jaga, mencacah peserta malam puncak HBH 2019. Peserta HBH gratis masuk ke salah satu spot pariwisata di Makassar ini. Kami dipersilakan masuk setelah mengatakan tujuan menghadiri HBH FT Unhas.

Area lokasi HBH mudah ditemukan. Pastinya yang paling ramai oleh pengunjung, ada panggung, banyak peserta yang sedang duduk, dan ada makanan. Melihat booth foto yang terletak di bagian depan sedang sepi, pak suami memberi isyarat untuk berfoto dulu. Jarang-jarang kami foto berdua maka tentu saja booth foto seperti ini tak akan kami lewatkan ketika sedang sepi.
“Tidak untuk suami – istri!” canda Kak Agus (Mesin ’90) kepada kami yang sedang berpose canggung di bawah siraman cahaya lampu sorot.
“Satu jurusan ini,” suami saya melempar balik candanya.
Area utama sudah padat oleh alumni. Kabarnya 5000 alumni hadir hari ini. Di antara suara canda-tawa yang terdengar, sembari menelusuri area menuju pusat kehidupan di situ (meja makan maksudnya hehe) saya berusaha menangkap apa yang sedang berlangsung di panggung utama.
Kata sambutan mengenai ide galangan kapal dan industri maritim di Sulawesi Selatan dari Ketua Panitia HBH IKATEK 2019 – Anwar Mattawape menjadi backing speech ketika kami bertemu, bertegur sapa, dan mengobrol sejenak dengan Pak Rahmat – dosen mata kuliah Matematika Teknik kami dulu.
Kak Fitri Nariawan – Ketua ISP (Ikatan Sarjana Perkapalan), Pak. A Herry Iskandar (Dewan Pembina IKATEK Unhas), Bapak Dr. Ir. Muhammad Arsyad, MT – Dekan FT Unhas membicarakan perihal industri maritim (galangan kapal dan techno park) dan harapan untuk berkolaborasi antara alumni – fakultas – pemerintah.
Saya tak fokus lagi memerhatikan secara detail apa yang terjadi di atas panggung ketika melihat Uche dan Ocha – dua dari teman seangkatan (beda jurusan) di dekat pusat kehidupan. Untungnya masih ada tempat kosong di dekat Uche maka jadilah kami berbincang seru.
Sekilas saya mendengar Bapak Gubernur Prof. Nurdin Abdullah, Bendahara Umum IKA Unhas – Bapak Syarif Abdullah, dan Wakil Rektor (WR) 3 Unhas – Bapak Prof. Arsunan Arsin menyampaikan apresiasi dan harapan kepada alumni FT Unhas akan kiprahnya di Sulawesi Selatan dan Indonesia.
Gerimis yang sudah berhenti kembali turun. Untungnya besaran air yang turun dari langit itu masih bisa ditampik oleh hadirin. Tak sampai membuat kami basah, masih bisalah ditolerir. Tak lama kemudian (ibu dosen jurusan Perkapalan) Wihdat bergabung dengan kami.
Jangan tanya detail apa yang terjadi di panggung, saya sungguh tak fokus lagi soalnya kami sibuk menikmati makan malam sembari berbagi cerita sambil ceritai menunggui Nine yang belum datang juga. Setelah ditelepon beberapa kali baru dia meluncur ke Akkarena. Pas ketika kami sedang mencari tempat asyik buat foto-foto baru mamak gondrong ini muncul.

Seingat saya, setelah Paduan Suara Mahasiswa Teknik Unhas menampilkan Mars Teknik, Himne Teknik, dan mars 6 jurusan (Sipil, Arsitektur, Perkapalan, Elektro, Mesin, dan Geologi), ada suguhan lagu-lagu termasuk dari beberapa grup band angkatan/jurusan dari kalangan alumni Teknik Universitas Hasanuddin.
Selain itu ada penyerahan secara simbolis amanah penyelenggaraan HBH IKATEK tahun depan kepada Ikatan Alumni Teknik Sipil. Penyelenggaraan di tahun depan akan menjadi penyelenggaraan reuni terakhir dalam satu siklus. Setelah itu akan dibicarakan oleh pengurus bagaimana kelanjutan pertemuan alumni.
Sajian hiburan teatrikal ditampilkan oleh adik-adik mahasiswa dalam membawakan Teknik Rap yang entah sudah berapa puluh tahun menjadi “slogan” dalam prosesi penerimaan mahasiswa baru:
Aku ini anak Teknik – mahasiswa yang enerjik.
Kengkreng itu sarapanku – makanan paling bermutu.
Aku bangga jadi anak Teknik – karena aku yang terbaik.
Gayaku caraku tingkahku – selalu jadi perhatian.
Aku suka Teknik – Teknik suka aku.
Itu namanya dibolak-balik – Yeah.

Ah ya, tentunya tak ketinggalan juga, ada “lagu kebangsaan” WE ARE THE CHAMPION-nya Queen. Kali ini diperdengarkan sambil menyimak atraksi para dancer yang mengenakan pakaian yang mengeluarkan warna dalam gelap.
Ketika lagu ini berkumandang, posisi kami tak lagi dekat meja makan, melainkan sudah di sisi lain area HBH dan beramah tamah dengan para teman, kanda senior, dan dinda yunior yang kami kenal.
We are the champions, my friend.
And we’ll keep on fighting till the end.
We are the champions, we are the champions.
No time for looser cause we are the champions.
Of the world.
Ah, saya bersyukur lulus dari Fakultas ini. Kampus yang sarat atmosfer maskulin dan mewariskan semangat fighting till the end. Kampus yang membekali saya semangat pantang menyerah hingga hari ini dan tetap menatap ke depan walau perjalanan hidup bagaikan dalam roller coaster.
Makassar, 21 Juni 2019
Tulisan terakhir dari 3 tulisan tentang HBH 2019
Sebelumnya telah tayang di: