IKA Teknik UNHAS bekerjasama dengan IKA Teknik Mesin UNHAS wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat akan menggelar Focus Group Discussion yang membahas tentang peluang hingga strategi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) bertajuk tema Strategi Eksekusi Manajemen Proyek PLTSa di Indonesia Berkaitan dengan Target 23 Persen EBT di Tahun 2025.
Kegiatan yang merupakan bagian dari #Road to HBH 2018 tersebut rencananya dilangsungkan di Aula Gedung Menara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (20/1/2018).
“Target peserta pelaksanaan kegiatan Focus Group Discussion Road To HBH 2018 ini terdiri dari Peserta Umum, Alumni Teknik Unhas, Anggota Organisasi Profesi dan Mahasiswa. Peserta akan dibatasi sampai 100 orang,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Asri AN.
Dalam FGD tersebut,lanjutnya lagi, akan dibahas materi tantangan dan hambatan yang berhubugan dengan regulasi mengenai Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) terkhusus Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Kota Makassar.
Ketua Ikatan Alumni Teknik Mesin Unhas Wilayah DKI, Jakarta, Banten dan, Jawa Barat (IKATM Jakban Jabar) Jusman Sikki ikut menambahkan diskusi tersebut membahas tantangan Makassar terkait pendirian PLTSa.
Menurut Jusman, yang juga Ketua Panitia Pelaksana Halal Bi Halal IKA Teknik UNHAS 2018 ini, Tujuan diskusi terfokus tersebut, pertama, menjabarkan regulasi proyek ketenagalistrikan Energi Baru Terbarukan (EBT) berbasis Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008 sesuai target Indonesia 12 % total PLTSa dari 23% pembangkit listrik EBT di Tahun 2025, terkhusus untuk proyek ketenagalistrikan EBT di Kawasan Timur Indonesia.
Kedua, untuk mengetahui tinjauan besaran investasi dan pendanaan baik menggunakan Bank Negara maupun Finance lainnya dalam pengembangan PLTSa. Ketiga, memahami tinjauan teknologi dan tenaga ahli untuk pengembangan PLTSa. Keempat, mengetahui tinjauan utilitas dan penyimpanan untuk Pengembangan PLTSa.
Hasil diskusi, bakal dijadikan usulan strategi implementasi mengenai kebijakan Ketenagalistrikan Energi Terbarukan terkhusus PLTSa di Indonesia. Ini terkait; sosialisasi implemetasi kebijakan tersebut, dimensi proyek, investasi, pendanaan, teknologi, dan storage, model pengembangan PLTSa di Indonesia Timur.
Sejumlah pembicara nasional bakal hadir dalam FGD Tinjauan Regulasi Proyek Ketenagalistrikan Energi Terbarukan berbasis PLTSa tersebut. Dari pihak Kementrian ESDM, PT PLN, Walikota Makassar, Kementrian Lingkungan Hidup, dan lainnya.
Pembicara yang bakal hadir Ir. Rida Mulyana, M.Sc (Dirjen Energi Baru, Terbarukan & Konservasi Energi. Kementerian ESDM). Topik yang akan dibawakan Pemaparan regulasi EBTKE pada PLTSa dan dampaknya terhadap iklim investasi di Indonesia. Lalu ada pembicara kedua Wali Kota Makassar Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto dengan topik: tantangan dan hambatan yang berhubungan regulasi mengenai EBTKE terkhusus PLTSa di Kota Makassar.
Kemudian pembicara ketiga Ibu Ir. Tuti Hendrawati Mintarsih, MPPPM dari Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Topik yang dibawakan Tuti adalah potensi sampah perkotaan dan tantangan pengelolaannya dalam rangka mewujudkan tujuan pengelolaan sampah serta mendukung pemenuhan energi listrik terbarukan 23 % di Tahun 2025.
Berikutnya, pembicara keempat, Direktur Green Finance Asia South Pole Paul Butarbutar yang akan berbicara dengan topik peluang dan tantangan International lenders di dalam penyediaan pendanaan untuk proyek EBTKE terkhususkan PLTSa.
Pembicara kelima Ir. Sudirman Palaloi, MSc (Kepala Bidang Teknologi Kelistrikan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Topiknya terkait program research and development (R&D) yang saat ini dicanangkan pemerintah melalui BPPT di dalam pengembangan PLTSa.
Pemateri keenam Ir. Jacky Latuheru (Consultant, Senior Field Researcher and Coordinator, Environment & Natural Resources, The World Bank). Jacky akan membawkan topik: Update progress dan knowledge transfer proyek-proyek PLTSa di luar negeri terutama pada level of technology maturity yang ada saat ini. Pembicara ketujuh Ir.Ilham Hatta Manangkasi,MT, APU membawakan materi “Teknik PLTSa Ramah Lingkungan berdasarkan Penemuan Langenberg” dan Pembicara kedelapan adalah Ikhsan Asaad (GM PLN Distribusi Jakarta Raya).
“ Program yang akan dijalankan oleh Pemerintah tentang PLTSa sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT), perlu dipandang positif, ini merupakan salah satu cara untuk mengatasi jumlah sampah diperkotaan yg semakin banyak, juga akan menambah jumlah pasokan Energi Listrik yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan industry. Namun yang harus menjadi perhatian bagaimana proses mengumbah sampah menjadi energi panas (kalor) sehingga menghasilkan listrik, agar proses ini tidak mengasilkan pencemaran lingkungan sekitar. Oleh karena itu Pemerintah harus benar benar pemperhatikan Teknologi yang akan digunakan dalam PLTSa nantinya,” demikian tanggapan Ketua IKA Teknik Mesin UNHAS, Pulu Niode.